Laporkan Masalah Ketahanan Pangan, Prabowo Temui Wapres

By Admin


nusakini.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis sore (3/8/2020). 

Prabowo datang sendiri menemui Wapres dengan maksud untuk silaturrahim, karena sejak pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Menhan dan Wapres memang belum pernah bertemu secara resmi. 

Sejak pukul 15.00 sampai dengan 15.45 WIB, Menhan dan Wapres bicara panjang lebar khususnya membahas program food estate untuk menjaga ketahanan pangan. Bahkan secara khusus Menhan mengundang Wapres untuk datang ke kantornya, karena ia ingin menjelaskan secara lebih rinci mengenai masalah ketahanan pangan yang menjadi kekhawatiran tiap negara di masa pandemi seperti sekarang ini. 

Menurut Prabowo, setiap negara saat ini berupaya mencari pengetahuan bagaimana mengatasi apabila terjadi krisis pangan, termasuk Indonesia yang ingin melakukan itu atas perintah Presiden. Terlebih, saat ini masyarakat Indonesia sangat bergantung pada beras, sehingga perlu solusi bagaimana hal ini harus dihentikan dan diversifikasi.

Lebih jauh, Prabowo melaporkan kepada Wapres bahwa 1,4 juta hektar lahan di berbagai daerah di Indonesia telah siap untuk dijadikan lumbung pangan, sebagian untuk beras dan sebagian non-beras, mulai dari singkong, sagu, sorgum, jagung, dan lain-lain. Menurutnya awal 2021sudah mulai dilakukan penanaman.

Menanggapi laporan tersebut, Wapres tampak merespon baik dan mengapresiasi.

Prabowo melanjutkan bahwa investasi pangan ini akan berangkat dari dana negara. Setelah dipancing dengan dana negara, berikutnya akan dilanjutkan dengan dana-dana dari investasi. Menurutnya ada beberapa negara yang telah tertarik dengan konsep ini, seperti Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Tiongkok. Mereka tertarik untuk berinvestasi di sektor pangan ini, karena ke depan diprediksi negara-negara akan saling berebut pangan, sehingga dimungkinkan Indonesia bisa kolaborasi. Terkait hal ini, Wapres meminta agar program ini juga melibatkan masyarakat setempat, termasuk berbagai unsur stakeholder daerah setempat, pesantren, dan lain-lain tergantung wilayahnya. 

Adapun beberapa daerah yang disebut Prabowo, di antaranya Kalimantan Tengah, Merauke, Bangka Belitung, dan Jambi. Untuk lebih detailnya, ia meminta kehadiran Wapres ke kantornya, untuk menerima data-data langsung, selain data-data yang juga diberikannya kepada Wapres hari ini. 

Selain itu, hal kedua yang dilaporkan Menhan Prabowo kepada Wapres adalah terkait masalah redistribusi lahan. Menurutnya ini sangat penting dilakukan dan Waprespun menyetujuinya apabila itu dilakukan terhadap lahan-lahan tidur yang dimiliki orang-orang kaya yang tidak dimanfaatkan. Mereka sepakat lahan tidur yang tidak terpakai terlalu lama sebaiknya perlu dilakukan redistribusi, sebagaimana sejauh ini juga telah dimulai oleh Presiden dan akan terus digalakkan. 

Apakah Wapres diminta secara khusus oleh Presiden untuk mengurusi masalah lumbung pangan dan redistribusi lahan itu? Sejauh ini belum ada arahan seperti itu. Pertemuan kali ini lebih kepada laporan Menteri Pertahanan kepada Wakil Presiden. 

Hal ketiga yang dilaporkan Menhan Prabowo sore ini adalah tentang rencana perbaikan Alutsista. Ia mengungkapkan mengenai rencana perbaikan pesawat tempur, kapal, tank untuk angkatan darat, laut, dan udara. Menhan menilai apabila membeli baru terlalu mahal dan tidak bisa langsung diadakan. Oleh sebab itu, akan lebih bagus apabila ada perbaikan-perbaikan. Ia mencontohkan pesawat Hercules, Sukhoi, termasuk tank dan kapal-kapal harus diperbaiki agar Indonesia menjadi negara kuat.

Namun, yang lebih mendesak, kata Prabowo, adalah membeli peluru. Menurutnya, Indonesia saat ini kekurangan peluru. Banyak orang Indonesia pintar menembak, tetapi tidak punya peluru. (Jubir Wapres-Masduki Baidlowi)